Ganda
puteri utama Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii tidak
menemui keusiltan berarti untuk menyingkirkan rintangan pertama
kejuaraan dunia BWF, Rabu (27/08/2014).
Nitya/Greysia yang menempati unggulan 10 mengalahkan ganda putri
Jerman, Isabel Herttrich/carla Nelte dalam dua gim 21-10, 21-11. Dengan
demikian Nitya/Greysia menyusul dua ganda puteri lainnya, Anggia Shitta
Awanda/Della Destiara Haris danm Pia Zebadiah Bernadet/Rizki Amelia
Pradipta yang sudah lebih dulu lolos.
Pia Zebadiah Bernadet/Rizki Amelia Pradipta mesti bekerja keras dalam
menghadapi wakil Belanda, Iris Tabeling/Samantha Barning, di laga babak
kedua BWF World Championships 2014. Pasangan Indonesia rangking 11
dunia ini dipaksa bermain rubber game dengan hasil akhir 23-21, 18-21,
21-14 dengan durasi permainan selama 65 menit.
“Pertandingan ini cukup melelahkan, ini adalah kali pertama kami
bertemu mereka dan belum tahu bola-bola mereka seperti apa,” kata Pia
yang dijumpai di Ballerup Super Arena.
Laga ganda putri ini memang berlangsung alot. Pia/Rizki yang belum
tampil pada performa terbaik di babak kedua ini, tampak masih banyak
melakukan kesalahan sendiri. Di gim pertama, keduanya nyaris saja kalah
saat lawan unggul game point 20-19.
“Untung kami bisa merebut gim pertama, di poin-poin kritis, lawan
banyak mati-mati sendiri. Tetapi di game kedua, malah kami yang sering
melakukan kesalahan sendiri,” ungkap Pia seperti dikutip
badmintonindonesia.
“Di gim pertama dan kedua kami merasa belum enak mainnya, maklum ini
adalah pertandingan pertama di kejuaraan ini. Tetapi di game ketiga kami
sudah menemukan pola permainan yang tepat,” imbuh Rizki.
Meskipun secara rangking Pia/Rizki lebih unggul dari Tabeling/Barning
yang merupakan pasangan rangking 49 dunia, namun Pia/Rizki mengaku
sudah mewaspadai lawannya tersebut. Pemain-pemain Eropa memang tak bisa
dipandang sebelah mata, apalagi mereka tengah bermain di Eropa yang
tentunya makin menambah semangat dan rasa percaya diri.
“Kami sudah sering berhadapan dengan pemain-pemain asal Eropa, jadi
kami sudah antisipasi akan dapat perlawanan seperti ini,” tutur Rizki.
“Shuttlecock yang digunakan di turnamen ini cukup berat. Dengan
kondisi seperti ini, maka pertandingan melawan siapapun akan ramai,
butuh tenaga ekstra dan tidak mudah mematikan bola. Apalagi di nomor
ganda putri yang banyak reli-reli panjang,” beber Pia.
Sumber: Kompas.com
Title : Nitya/Greysia Tidak Kesulitan Menyingkirkan Rintangan Pertama Kejuaraan Dunia
Description : Ganda puteri utama Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii tidak menemui keusiltan berarti untuk menyingkirkan rintangan pert...