Pasangan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja berhasil memenuhi ambisi
untuk merebut gelar juara di ajang Macau Open Grand Prix Gold 2014.
Titel juara ganda campuran diraih Edi/Gloria usai memenangkan laga
dramatis rubber game atas unggulan kedua dari Singapura, Danny Bawa
Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo, 21-15, 29-30, 22-20.
"Kami bersyukur atas gelar juara pertama ini. Sebuah kado manis di
turnamen penghujung tahun," kata Gloria yang tak dapat menyembunyikan
kebahagiaannya.
Laga berdurasi 76 menit ini begitu menyita perhatian para penonton.
Menang mudah di game pertama, Edi/Gloria sempat disulitkan oleh
Danny/Vanessa di game kedua. Edi/Gloria yang sudah unggul match point
20-17, belum mampu menyelesaikan pertandingan. Meskipun makin percaya
diri bisa mengejar perolehan angka, namun Danny/Vanessa tampaknya juga
tegang, servis Danny seringkali menyangkut di net. Kedua pasangan terus
berkejaran angka hingga poin terakhir dimenangkan Danny/Vanessa dari
pengembalian Edi yang gagal.
"Saat itu kami kepikiran, kenapa sudah 20-17 kok lawan masih bisa dapat
poin terus? Selain itu kami juga bermain terlalu aman di depan net,
tidak banyak spekulasi dan kurang berani," jelas Edi kepada
Badmintonidonesia.org.
Pada game kedua, Edi/Gloria kembali mengungguli lawan mereka tersebut.
Di poin-poin kritis, Danny/Vanessa terus berusaha menekan Edi/Gloria
hingga akhirnya kedudukan kembali imbang 20-20. Suasana makin
menegangkan saat kedua pasangan membuat kesalahan-kesalahan yang tidak
perlu, termasuk Danny yang lagi-lagi gagal melakukan servis. Laga hidup
mati memang ini sangatlah menegangkan hingga membuat mereka harus
benar-benar berkonsentrasi.
Satu pengembalian Danny yang jatuh di luar area pertandingan membuat
Edi/Gloria akhirnya memenangkan duel sengit ini. Sebagai bentuk
selebrasi kemenangannya, Edi langsung sujud syukur di lapagan, sementara
Gloria berlari memeluk sang pelatih, Enroe Suryanto.
"Di game ketiga saya ingat kata pelatih yang bilang kalau gelar juara
nomor dua, yang penting main maksimal dulu. Kami sudah merasa main
maksimal di game kedua, masak sih tidak bisa menang di game ketiga? Lalu
kami nekad saja, kalau sudah poin-poin kritis begini, yang penting
yakin,"jelas Gloria.
"Saya bermain lebih kalem di game ketiga, karena saya mau lebih
mengontrol. Berbeda dengan di game kedua dimana saya banyak berteriak
kencang terus, namun bukannya lawan takut malah tambah semangat. Soal
servis Danny, kami memang tahu kalau dia agak lemah di servis, jadi kami
memanfaatkan situasi ini," tambah Edi.
Gelar ini menjadi buah manis dari kerja keras Edi/Gloria. Seperti dituturkan Edi, gelar ini sangat bermakna buat mereka berdua.
"Ini adalah gelar pertama. Tahun lalu selalu terhenti sampai perempat
final, tahun ini selalu sampai semifinal. Sekarang sudah goal jadi
juara, semoga seterusnya jadi juara," ujar Edi.
"Beberapa tahun lalu ada yang bertanya kepada saya apa target di
turnamen, saya jawab minimal perempat final. Benar saja, sampai perempat
final terus. Mungkin benar adanya kalau kata-kata itu adalah doa, jadi
mulai sekarang harus jawab targetnya juara," pungkasnya.
Indonesia masih berpeluang untuk menambah pundi-pundi gelar dari nomor
ganda putra. Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi akan berhadapan dengan
Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart dari Singapura. (*)
Sumber: badmintonindonesia.org
Title : Edi/Gloria Raih Gelar Juara Macau Grand Prix Gold 2014
Description : Pasangan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja berhasil memenuhi ambisi untuk merebut gelar juara di ajang Macau Open Grand Prix Gold 2...